Welcome

Selasa, 11 Oktober 2011

Daftar Film Indonesia Yang Meraih Penghargaan Di Luar Negeri

Mungkin para penikmat film Indonesia bosan dengan bioskop tahun ini yang penuh dengan hantu seksi atau hantu yang tidak menyeramkan melainkan lucu? Sepertinya kalian harus mencari film - film tahun lalu atau beberapa film ini. Mungkin di Indonesia beberapa film ini kurang diminati, namun film ini sangat diminati di luar negeri dan meraih beberapa penghargaan.

Berikut daftar film yang sukses di luar negeri :

Madame X
Madame X (2010) adalah debut penyutradaraan Lucky Kuswandi yang menjadi official selection pada Hongkong International Film Festival 2010 serta mendapatkan nominasi best production design untuk Eros Eflin dan best supporting actress untuk Shanty pada Asian Film Awards 2011.

Rumah Dara
Rumah Dara (2010) merupakan debut penyutradaraan Mo Brothers, film ini adalah versi panjang dari film pendek mereka sebelumnya Dara, yang menjadi bagian antologi Takut (2007). Shareefa Daanish yang memerankan Dara berhasil mendapatkan Best Actrees pada Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) 2009 di Korea Selatan.

Garuda Di Dadaku
Garuda di Dadaku (2009) hasil karya duet Salman Aristo dan Ifa Isfansyah yang diproduseri oleh Shanty Harmain diberikan penghargaan Best Film pada penyelenggaraan ke 6 Children and Youth Armenia International Film Festival 2010.

Sang Pemimpi
Sang Pemimpi (2008) yang merupakan sekuel Laskar Pelangi (2007) berhasil memboyong Audience Award dari Udine Far East Film Festival 2010 di Italia dan NETPAC Critics Jury Award dari Singapore International Film Festival 2010. Dan yang paling terbaru adalah berhasil meraih Premio Juvenile Award Fici Children Intenational Film Festival Madrid 2010.

Merantau
Merantau (2009) menjadi Best Film ActionFest International Film Festival 2010, Sebuah penghargaan film aksi tahunan yang digelar di Asheville, North Carolina Amerika Serikat pada 15-18 April 2010. Merantau berhasil mengungguli kandidat lainnya seperti film silat Hong Kong yang dibintangi Donnie Yen, 14 Blades.

Jamila Dan Sang Presiden
Jamila dan Sang Presiden (2009) karya Ratna Sarumpaet yang pernah dikirim untuk Academy Award Best Foreign Film 2009 menyabet dua penghargaan dalam Asian Film Festival Vesoul 2010 di Perancis. Dua penghargan itu yakni Prix de Public dan Prix Jury Lycen. Penghargaan lain adalah Best Original Score Asia Pacific Film Festival 2010 untuk Thoersi Argeswara.

Perempuan Berkalung Sorban

Perempuan Berkalung Surban (2009) karya Hanung Bramantyo menerima penghargaan Best Supporting Actress Asia Pacific Film Festival 2010 untuk aktris senior Widyawati

Pintu Terlarang 
Pintu Terlarang (2009) karya terakhir Joko Anwar menjadi Best Film dalam Puchon International Fantastic Film Festival 2009 dan official selection Golden Kinnaree Award untuk Bangkok International Film Festival 2009. Bahkan pada tahun 2009 film ini menjadi salah satu dari 100 film terbaik dunia versi majalah “Sight and Soung” Inggris.

3 Doa 3 Cinta
Tiga Doa Tiga Cinta (2008) karya perdana Nurman Hakim dinominasikan sebagai Best Children’s Feature Film pada Asia Pacific Screen Awards 2009. Meraih Grand Prize of International Jury pada Vesoul Festival of Asian Cinema 2009.

Laskar Pelangi
Laskar Pelangi (2007) adalah adaptasi dari novel berjudul sama oleh Riri Riza dan Mira Lesmana yang mendapatkan nominasi untuk 2 Kategori utama pada penyelenggaraan ke 3 Asian Film Awards yang digelar di Hongkong, yaitu Best Editing untuk Dono Waluyo dan Best Film. Untuk nominasi film terbaik Laskar Pelangi bersanding dengan Ponyo (Jepang), The Good the Bad the Weird (Korea Selatan), Tokyo Sonata (Jepang), Red Cliff (Hongkong) dan Forever Entralled (China). Laskar Pelangi juga mendapatkan Signis Award dalam Hongkong International Film Awards 2009. Penghargaan The Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di International Festival of Films for Children and Young Adults, di Hamedan, Iran. Awal tahun 2010 lalu film ini kembali mendapatkan penghargaan, kali ini untuk Cut Mini sebagai Best Actress pada Brussels International Independent Film Festival. Dan yang paling terbaru adalah menjadi Best Film pada Asia Pacific Film Festival 2010.

The Blind Pig Who Wants to Fly
The Blind Pig Who Wants to Fly (2008) adalah feature film perdana karya Edwin. Film yang di bintangi oleh Ladya Cheryl ini juga menjadi Official Selection dalam Pusan International Film Festival 2008, menjadi official selection Tiger Award Competition pada 2009 Rotterdam Film Festival dan mendapat penghargaan untuk Fipresci Prize, pada festival yang sama. Penghargaan Firepsci Prize kembali diraih film ini dari Singapore International Film Festival 2009, selain itu. Serta meraih Silver Montgolfiere dan Young Audience Award dari Nantes Three Continent Festival 2009.

Fiksi
Fiksi (2008) yang merupakan film feature perdananya Mouly Surya, memenangkan penghargaan Best Director dari Jakarta International Film Festival 2008 untuk Indonesia Feature Film Competition. Selain itu Fiksi juga diputar dibeberapa festival film international lainnya seperti di Pusan International Film Festival, NewYork Asian Film Festival.

The Photograph 
The Photograph (2007) dibesut oleh sutradara wanita, Nan T. Achnas yang dibintangi oleh aktor senior Singapore Lim Khay Thong dan Shanty ini menyabet dua penghargaan pada penyelenggaraan ke 43 Karlovy Vary International Film Festival yang diselenggarakan tanggal 4-12 July 2008 di Karlovy Vary, Republik Ceko. The Photograph menyabet Special Jury Prize yang merupakan pemenang kedua dan penghargaan Ecumenical Jury Award di festival film paling bergengsi di Republik Ceko. Film The Photograph tersebut merupakan satu-satunya film dari Asia yang mendapat dua penghargaan sekaligus.

Tiga Hari Untuk Selamanya 
Tiga Hari untuk Selamanya (2007) dari sutradara Riri Riza menerima Best Director dari Brussels International Independent Film Festival 2008.

Opera Jawa 
Opera Jawa (2006) dari Sutradara Garin Nugroho memenangkan Best Original Score untuk Rahayu Supanggah pada penyelengaraan perdana Asian Film Awards 2007. Opera Jawa juga dinominasikan untuk Best Film yang bersaing dengan The Host (Korea), Love and Honor (Jepang), Exiled (Hongkong), Still Life (China) dan Curse of the Golden Flower (China). Nominasi Best Film dari Asia Pacific Screen Awards 2007. Menang Silver Screen Award Singapore International film Festival 2007. Serta juga menerima penghargaan Best Actress untuk Artika Sari Devi pada Brussels International Independent Film Festival 2008.

Denias Senandung Di Atas Awan
Denias Senandung di Atas Awan (2006) karya Jhon de Rantau berhasil menjadi yang terbaik untuk kategori Best Children’s Feature Film Asia Pacific Screen Awards 2007 serta meraih Best Film pada Indonesia Feature Film Competition Jakarta International Film Festival 2006.

Berbagi Suami
Berbagi Suami (2006) yang didaftarkan untuk Academy Awards Best Foreign Film 2007, mendapat penghargaan Golden Orchid Award sebagai film terbaik pada Hawaii International Film Festival 2006, mengalahkan film-film dari 47 negara yang berkompetisi. Sementara di Belgia pada Brussel International Independent Film Festival 2007, Nia Dinata dipredikatkan sebagai Best Director (Prix de la meilleure Réalisation).

Gie 
Gie (2005) yang diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya sutradara Riri Riza, mendapatkan Best Asian Feature Film pada Singapore International Film Festival 2006 dan Special Jury Award dari Asia Pacific Film Festival 2006

Janji Joni
Janji Joni (2005) karya perdana Joko Anwar mendapatkan penghargaan Best Editing pada Asia Pacific Film Festival 2005

Banyu Biru
Banyu Biru (2005) dari sutradara Teddy Soeriaatmadja menerima Most Promosing New Actress untuk Dian Sastrowardoyo Asia Pacific Film Festival 2005.

Ungu Violet
Ungu Violet (2005) debut penyutradaraan Rako Prijanto menerima Best Supporting Actress untuk aktris senior, Rima Melati dan nominasi Best Actress untuk Dian Sastrowardoyo

Kara Anak Sebatang Pohon
Kara Anak Sebatang Pohon (2005) karya Edwin menjadi film pendek Indonesia pertama yang secara resmi diputar pada Cannes Film Festival 2005 untuk Director’s Fortnight

Rindu Kami Padamu
Rindu Kami Padamu (2004) karya Garin Nugroho meraih penghargaan Best Film Cinefan – Festival of Asian and Arab Cinema 2005.

Impian Kemarau
Impian Kemarau (2004) karya sutradara Ravi Bharwani meraih penghargaan Asian New Talent Award pada Shanghai International Film Festival 2004. Film ini juga mendapatkan nominasi Best Film pada Pusan International Film Festival, Bangkok International Film Festival dan Vladuvostok International Film Festival. Selain itu juga menjadi Official Selection pada Rotterdam International Film Festival, Barcellona Asian Film Festival, Split International Festival of New Film, Zanzibar International Film Festival dan Cork International Film Festival.

Biola Tak Berdawai
Biola tak Berdawai (2003) yang merupakan debut Sekar Ayu Asmara menerima penghargaan Best Actress pada Asia Pacific Film Festival 2003. Tahun 2004 film ini dipilih untuk mewakili Indonesia untuk Academy Awards Best Foreign Film.

Ca Bau Kan
Ca Bau Kan (2002) adalah adaptasi dari novel berjudul sama karya Remy Silado yang juga merupakan debut penyutradaraan Nia Dinata. Nia meraih penghargaan Best New Director pada Asia Pacific Film Festival 2002. Film ini juga menerima penghargaan Best Art Direction pada festival yang sama.

Eliana - Eliana
Eliana-Eliana (2002) karya Riri Riza mendapatkan penghargaan Best New Director pada Singapore International Film Festival 2002, serta penghargaan Dragon & Tiger Awards pada Vancouver International Film Festival 2002. Jajang C. Noer yang berperan sebagai ibu dari Eliana menerima penghargaan Best Actress pada Cinemaya Festival of Asian Cinema 2002 di New Delhi, India. Sedangkan untuk duet akting cemerlang Rachel Maryam dan Jajang C. Noer juga menerima penghargaan Best Actress pada Daeuville International Film Festival 2003.

Aku Ingin Menciummu Sekali Saja 
Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (2002) karya sutradara Garin Nugroho yang dibintangi aktris Lulu Tobing menerima penghargaan Netpac Award Berlin International Film Festival 2003

Pasir Berbisik

Pasir Berbisik (2001) yang merupakan karya kedua Nan T. Achnas setelah Kuldesak (199) menerima Most Promosing Director, Best Cinematography untuk Yadi Sugandi dan Best Sound untuk Phil Judd dan Hartanto dari Asia Pacific Film Festival 2001. Film ini juga menerima Netpac Award Special Mention pada Brisbane International Film Festival 2002, Fipresci Award pada Oslo Films from the South Festival 2002 dan Asian Trade Winds Special Jury pada Seattle International Film Festival 2002. Aktris Dian Sastrowardoyo yang berperan sebagai menerima penghargaan Best Actress pada Deauville Asian Film Festival 2002, di Perancis dan Singapore International Film Festival 2002, selain juga nominasi untuk Best Asian Feature pada festival yang sama. Film ini menjadi Official Selection pada Rotterdam Film Festival 2002.

Puisi Tak Terkuburkan
Puisi Tak Terkuburkan (2000) karya sutradara Garin Nugroho mendapatkan penghargaan Silver Leopard Locarno International Film Award 2000 dan Nominasi Silver Screen Award pada Singapore International Film Festival

Tidak ada komentar:

Posting Komentar