Welcome

Minggu, 25 November 2012

Spain on Euro 2012




      Skor 4-0 yang terjadi di final Euro 2012 antara Spanyol dan Italia memang banyak mengejutkan semua pihak. Alih-alih terjadi skor ketat, Spanyol justru menang telak atas Italia. Skor sebesar itu sendiri juga menjadi skor terbesar dalam sejarah final Piala Eropa.
    Yap, dalam pertandingan final Piala Eropa sebelumnya tak pernah terjadi skor akhir dengan margin sebesar itu. Skor kemenangan terbesar sebelumnya dicatat oleh Jerman Barat yang menggunduli Uni Soviet 3-0 di final tahun 1972.
     Selain partai final Euro 1972 dan Euro 2012, negara yang bertanding maksimal hanya mampu mencetak dua gol dalam laga final dan membawa mereka sebagai kampiun.
Dalam sejarah final Piala Eropa, paling sering terjadi skor dengan margin satu gol. Itu terjadi sebanyak tujuh kali. Sementara empat kali pertandingan final Euro berakhir dengan selisih dua gol dengan skor identik, 2-0.
     Selain itu, catatan unik lain terjadi di Euro 1968 dan Euro 1976. Gelaran tahun 1968 menjadi satu-satunya Piala Eropa dimana hasil laga final harus dilakukan melalui laga replay. Hal itu terjadi setelah Italia bermain imbang 1-1 melawan Yugoslavia. Saat itu, belum diperkenalkan sistem adu penalti sehingga harus dilakukan replay. Beruntung dalam laga kedua, Italia keluar sebagai juara setelah menang 2-0.
Sementara final Euro 1976 menghadirkan sisi unik lain. Final tahun tersebut menjadi satu-satunya pertandingan final yang harus diselesaikan dengan adu penalti.
Berikut adalah hasil-hasil pertandingan final turnamen Piala Eropa:
  • 2012: Spanyol 4-0 Italia
  • 2008: Jerman 0-1 Spanyol
  • 2004: Portugal 0-1 Yunani
  • 2000: Prancis 2-1 Italia
  • 1996: Ceko 1-2 Jerman
  • 1992: Denmark 2-0 Jerman
  • 1988: Uni Soviet 0-2 Belanda
  • 1984: Prancis 2-0 Spanyol
  • 1980: Belgia 1-2 Jerman Barat
  • 1976: Cekoslovakia (5) 2-2 (3) Jerman Barat
  • 1972: Jerman Barat 3-0 Uni Soviet
  • 1968: Italia 1-1 Yugoslavia, Italia 2-0 Yugoslavia
  • 1964: Spanyol 2-1 Uni Soviet
  • 1960: Uni Soviet 2-1 Yugoslavia

Minggu, 11 November 2012

DUKA ITALY..





Suasana duka menyelimuti perhelatan ajang MotoGP Malaysia yang berlangsung di sirkuit Sepang pada Minggu (23/10/2011). Pembalap tim Gresini Honda, Marco Simoncelli, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan hebat.
Ayah dan Ibu dari sang pembalap rupanya turut menyaksikan tabrakan mengerikan yang merenggut nyawa anak mereka. Selain kedua orangtua, Kate, sang kekasih Marco Simoncelli turut menyaksikan peristiwa memilukan itu.
Kesedihan yang mendalam atas kepergian Simoncelli ternyata tak hanya dirasakan oleh kedua orang tua serta kekasih Sang Pembalap saja, tpi juga dari Tim Honda Gressini, Tim motoGP, rekan2 sesama rider, bahkan dari rakyat Italy juga.. Berikut foto2nya..











berjuta pebghormatan juga datang dari berbagai Fans, Rekan Tim, Rekan Rider dan juga dari Tim Sepakbola Italy. Contohnya dari Napoli FC, dan ketika pertandingan antara Juventus VS Fiorentina, gambar wajah Simoncelli terpampang di layar TV Stadion. Napoli juga mengabadikan sebuah kaos warna biru dengan nomor punggung 58 untuk SuperSic.. Bahkan rider Italy, Andrea Dovizioso mengenang Sang Supersic melalui tatto.

  Sebagai sesama pembalap yang berdarah Italia, Dovi, begitu Dovizioso disapa menorehkan tato baru pada tubuhnya demi mengenang Simoncelli yang meninggal dunia pada GP Malaysia musim 2011 lalu.


Pembalap New Tech 3 Yamaha yang baru itu mempostingnya dalam akun Twitternya @AndreaDovizioso sebagai berikut: “Setelah apa yang terjadi, bagi Sic pikiran saya dalam tato Polynesia yakni dewa matahari (kehidupan), burung pengawal (takdir), dan tokek.”

Kata-kata dalam tato tersebut bisa diartikan sebagai ‘Saya merupakan pemilik takdir, tapi hanya takdirlah yang mengetahui akhir dari petualangan saya.’

Dovi dan mendiang Simoncelli sudah menjadi rival sejak sejak di balapan dengan motor mini. Gaya membalap Dovi yang kalem dan tenang berbanding terbalik dengan gaya Simoncelli yang terkesan ugal-ugalan. Tak heran, bila keduanya kerap terlibat dalam tebrakan di sirkuit.

Dovi mengungkapkan perasaannya perihal kepergian Simoncelli untuk selama-lamanya.







motoGP BERDUKA



Satu lagi pembalap motogp tewas dalam balapannya. Kita masih ingat pada tahun 2003 Daijiro Kato meninggal dunia kala ketika balapan di negerinya sendiri di Sirkuit Suzuka Jepang. Ia tergelincir di tikungan 12 dan menabrak tembok beton yg menyebabkannya tewas seketika. Dan di tahun lalu, dari kelas Moto2. Pembalap jepang kembali tewas saat balapan di Sirkuit Misano San Marino. Shoya Tomizawa tergelincir di tikungan 11 dan terlindas 2 pembalap dibelakangnya. Ia sempat sadar namun akhirnya meninggal di rumah sakit karena luka yang parah di kepala.

Kali ini, pembalap asal Italia calon juara dunia masa depan, Marco Simoncelli harus tutup usia di Sirkuit Sepang Malaysia. Ia mengalami sliding saat keluar tikungan 11. Posisi badannya yang miring sedikit menyeret ke aspal membuat motornya berbelok tajam ke kanan. Dalam jarak yang sangat dekat, pembalap Yamaha Tech 3 Colin Edwards menghantam punggung Simoncelli dalam kecepatan tinggi. Edwards pun terjatuh pula dan motor Edwards menghujam ke kepala Super Sic yang helmnya terlepas karena tertabrak Edwards. Rossi yang dibelakang Edwards hanya oleng karena bersenggolan dan ia masih bisa melaju walau setelah itu ia melambat.

Melihat posisi Simoncelli yang berada di tengah trek & tanpa helm sudah pasti ini tidak baik. Red flag dikibarkan. Simoncelli masih sadar walau kritis saat dihampiri oleh petugas medis. Namun ia menghembuskan nafas terakhir waktu 16.56 waktu setempat saat ditandu petugas medis. Simoncelli tewas dengan luka parah di bagian punggung, dada, leher dan kepala. Race Malaysia pun dibatalkan. Sementara Edwards masih bisa bangkit walau cedera bahu. Berikut foto-fotonya: