Welcome

Selasa, 18 Oktober 2011

Batik : Perjalanan Panjang Sebuah Kain Asli dari Indonesia

Bagi para perempuan Jawa, membatik merupakan aktivitas rutin yang menjadi budaya turun-temurun. Pada waktu senggang, para perempuan Jawa mengisi waktunya dengan membatik. Membatik membutuhkan kesabaran. Sedikit saja canting salah menggores bisa merusak kesempurnaan kain batik.

Di desa-desa di Jawa saat ini, membatik masih menjadi rutinitas para perempuan Jawa. Ketika kain batik selesai, mereka menjualnya untuk menambah pemasukan rumah tangga. Putri Keraton membatik sebagai bentuk apresiasi mereka terhadap seni. Batik bukan hanya sebagai pengisi waktu senggang atau penambah pemasukan rumah tangga, tapi juga merupakan karya seni.

Sejak batik diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO pada Oktober 2009, batik menjadi tren dunia. Koleksi busana wanita untuk musim panas 2010, Dries Van Noten (DVN), perancang asal Belgia, diisi dengan corak batik. Salah satu koleksinya bahkan dinamai "Java Royal Batik", yang bermotif parang rusak.

Sebelum DVN, batik telah berulang kali menjadi pilihan para perancang kelas dunia ketika menciptakan busana perpaduan antara eksotika timur dan modernitas barat. Koleksi liburan Michael Kors, perancang asal Amerika Serikat, menggunakan batik cap. Versace juga pernah meluncurkan koleksi yang coraknya mirip batik Kalimantan sasirangan.
Potensi batik di dunia internasional yang kian menjanjikan itu kini dilirik perusahaan-perusahaan batik Indonesia.

Allure, misalnya. Perusahaan batik yang berdiri pada Oktober 2005 ini resmi mengganti namanya menjadi Alleira sebagai titik awal berkiprah di kancah internasional. Peresmian nama baru ini diikuti dengan peragaan 125 busana terbaru bertema "Euphony Rhapsody" pada awal Agustus lalu di Foyer Ballroom 1 Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.

Setahun sebelumnya, Alleira telah melakukan uji coba dengan pasar Australia. Hasilnya, "Pasar cukup menjanjikan," kata Anita Asmaya, Direktur Produksi Alleira, sebelum peragaan busana. Tahun ini koleksi batik Alleira tak hanya ditemukan di Negeri Kanguru, tapi juga di outlet terkemuka di Singapura, Malaysia, Taiwan, Cina, dan Korea. "Kami berharap batik Alleira bisa diterima oleh masyarakat internasional," kata Anita.

Alleira berkolaborasi dengan empat perancang busana mancanegara untuk koleksi internasionalnya. Mereka adalah Ou Fen (Singapura), Zhuang Weiping (Cina), Monica Lim Kabo (Australia), dan Changsook Choi (Korea). "Kolaborasi ini dilakukan untuk mengetahui selera pasar di sana, busana seperti apa yang diminati," kata Anita. Empat desainer itu merancang busana dengan mengolah kain batik gradasi yang menjadi ciri khas Alleira.
Meski bukan perusahaan batik pertama yang berkiprah di dunia internasional, Lisa Kurniawaty, Direktur Utama Alleira, optimistis batiknya tak akan sepi peminat. "Tiap label memiliki keunikan yang menjadi daya pikat tersendiri, dan Alleira Batik memiliki keunikan itu," katanya.

Selain Allure, Parang Kancana siap berkiprah di dunia internasional tahun ini. Batik produksi PT Dwipakencana Citra Mandiri itu kini tengah sibuk mempersiapkan peluncuran butik perdananya di kawasan eksklusif Orchard Road di Singapura tahun ini. Parang Kancana, yang berdiri sejak 1992, yakin batiknya bisa diterima masyarakat internasional.

Sementara itu, Danar Hadi, perusahaan batik yang dirintis oleh Santoso Doellah pada 1967, bisa dikatakan sebagai pionir kiprah batik di dunia internasional. Pada 1977-1985, batik Danar Hadi sempat merajai pasar Australia. Di Italia, Danar Hadi berjaya pada 1985. Danar Hadi juga merambah pasar Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat.

Namun Jepang merupakan pasar terbesar batik asal Kota Solo tersebut. Batik Danar Hadi terpampang di sebagian besar department store terkemuka, seperti Sogo, Seiyu, Seibu, dan Tawaraya di Tokyo serta kota lainnya di Jepang.

Jessica Alba pernah mengenakan batik bermotif parang rusak dalam Step-Up's Fourth Annual Fashion Forward Luncheon pada 2004. Drew Barrymore mengenakan tas bermotif batik Jogjakarta saat berjalan-jalan. Paris Hilton juga mengenakan gaun batik di Burberry, Los Angeles, belum lama ini. Sebentar lagi, mungkin giliran mereka mengenakan busana batik produksi Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar